Oleh
: dr.Abu Hana
Latar
Belakang
Agar dapat memantau keadaan
kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara berkala.
Setiap laboratorium dalam menentukan
nilai ‘normal’tergantung pada alat yang dipakai dan cara pemakaiannya. Tidak
ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama dari laboratorium
RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi angka pada
laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan, bukan dengan
nilai rujukan pada lembaran ini.
Bahaslah
hasil yang tidak normal dengan dokter!
Tubuh manusia tidak seperti mesin,
dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan hasil yang selalu sama.
Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor,
termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan lain diambil; infeksi aktif;
tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil
dengan perut kosong – tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan
juga dapat mempengaruhi beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang
di luar normal mungkin tidak menjadi masalah.
Pada tabel ini, bila ada perbedaan
tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai ‘P’ untuk perempuan
dan ‘L’ untuk laki-laki.
Laboratorium Darah
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
||
Eritrosit (sel darah
merah)
|
juta/µl
|
4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L) |
||
Hemoglobin (Hb)
|
g/dL
|
12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L) |
||
Hematokrit
|
%
|
40 – 50 (P)
45 – 55 (L) |
||
Hitung Jenis
|
||||
Basofil
|
%
|
0,0 – 1,0
|
||
Eosinofil
|
%
|
1,0 – 3,0
|
||
Batang1
|
%
|
2,0 – 6,0
|
||
Segmen1
|
%
|
50,0 – 70,0
|
||
Limfosit
|
%
|
20,0 – 40,0
|
||
Monosit
|
%
|
2,0 – 8,0
|
||
Laju endap darah (LED)
|
mm/jam
|
< 15 (P)
< 10 (L) |
||
Leukosit (sel darah
putih)
|
103/µl
|
5,0 – 10,0
|
||
MCH/HER
|
pg
|
27 – 31
|
||
MCHC/KHER
|
g/dL
|
32 – 36
|
||
MCV/VER
|
fl
|
80 – 96
|
||
Trombosit
|
103/µl
|
150 – 400
|
||
Catatan:
Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,0–75,0 persen |
||||
Fungsi Hati (LFT)
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
ALT (SGPT)
|
U/L
|
< 23 (P)
< 30 (L)
< 41 U/I (IFCC)
|
AST (SGOT)
|
U/L
|
< 21 (P)
< 25 (L)
< 37 U/I (IFCC)
|
Alkalin fosfatase
|
U/L
|
15 – 69
40 – 129 (IFCC)
|
GGT (Gamma GT)
|
U/L
|
5 – 38
8 – 61 (Persyn&Szaz)
|
Bilirubin total
|
mg/dL
|
0,25 – 1,0
|
Bilirubin langsung
|
mg/dL
|
0,0 – 0,25
|
Protein total
|
g/L
|
61 – 82
|
Albumin
|
g/L
|
37 – 52
|
Fungsi Ginjal
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kreatinin Darah
|
U/L
|
60 – 150 (P)
70 – 160 (L) |
Urea
|
mg/dL
|
8 – 25
|
Natrium
|
mmol/L
|
135 – 145
|
Klorida
|
mmol/L
|
94 – 111
|
Kalium
|
mmol/L
|
3,5 – 5,0
|
Profil Lipid
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kolesterol total
|
mg/dL
|
150 – 200
|
HDL
LDL
|
mg/dL
mg/dL
|
45 – 65 (P)
35 – 55 (L)
< 100 (Direk)
|
Trigliserid
|
mg/dL
|
120 – 190
|
Lain-lain
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Glukosa (darah, puasa)
|
mg/dL
|
70 – 100
|
Amilase
|
U/L
|
30 – 130
|
Asam Urat
Waktu Protrombin
Kontrol
HBsAg
Anti HAV Ig M
Anti HCV
|
mg/dL
-
-
|
2,4 – 5,7 (P)
3,4 – 7,0 (W)
10,7 – 14,3
10,9 – 15,5
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (ECLIA)
NEGATIF : < 1,0 COI
POSITIF : >= 1,0 COI (EIA)
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (EIA)
|
Pemeriksaan URINE (AIR KENCING)
Glucose : Negatif
Billirubin : Negatif
Keton : < 5 mg/dl
Berat Jenis :
1,001-1,035
pH : 4,6 – 8,0
Protein : < 30 mg/dl
Urobilinogen : < 1,0 EU/dl
Nitrit : Negatif
Blood : Negatif
Leukosit : Negatif
Sedimen
Sel epitel : Negatif
Leukosit ; < 5 LPB
Eritrosit ; < 5 LPB
Silinder, Kristal dan Bakteri ;
Negatif
HITUNG DARAH LENGKAP
Hitung Darah Lengkap Hitung Darah
Lengkap (HDL)
Tes laboratorium yang paling umum
adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC). Tes ini
memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan jumlahnya dalam darah (misalnya
jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya. Semua sel darah dibuat di
sumsum tulang. Beberapa obat dan penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih. Setiap laboratorium
mempunyai nilai rujukan untuk semua hasil tes. Biasanya, tes laboratorium akan
memperlihatkan hasil tes yang berada di luar nilai normal.
Laporan hasil sering sulit
ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan x103. Ini berarti jumlah
yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77
dengan;x103 jumlah sebenarnya adalah 8.770.
Tes
Sel Darah Merah
Sel darah merah, yang juga disebut
sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh.
Fungsi ini dapat diukur melalui tiga
macam tes.
1.
Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah; Hemoglobin
(Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari
paru ke bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT) yang mengukur persentase
sel darah merah dalam seluruh volume darah.
Orang yang tinggal di dataran tinggi
umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh
mengatasi kekurangan oksigen.
Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat
rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen untuk
berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan
terlihat pucat.
Nilai Hemoglobin (Hb) Bayi baru
lahir (14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl), Anak-anak (11,0 – 16,0
gr/dl).
2.
Volume Eritrosit
Rata-Rata (VER) atau mean
corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV yang
kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal.
Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. MCV
yang besar dapat disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T. Ini tidak
berbahaya.
MCV yang besar menunjukkan adanya
anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna
muda.Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
3.
Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini dapat
membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER)
atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit
Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau
CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin. MCH dihitung
dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.
Trombosit
atau platelet (PT atau PLT)
Berfungsi membantu menghentikan
perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang,
kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang HIV-positif kadang
trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat HIV dapat mengatasi keadaan
ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya pengaruh besarpada kesehatan.
Tes
Sel Darah Putih
Sel darah putih (disebut juga
leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.
Hitung Sel Darah Putih (white blood
cell count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Leukosit tinggi (hitung
sel darah putih yang tinggi) artinya tubuh kita sedang melawan infeksi.
Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang.
Nilai Leukosit Bayi baru lahir (
9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000 u/L).
Leukosit rendah disebut leukopenia
atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu melawan infeksi.;
Neutrofil
berfungsi melawan infeksi bakteri,
dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasa jumlahnya 55-70
persen. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih mudah
terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti gansiklovir
(untuk mengatasi virus sitomegalo, AZT (obat antiretroviral) dapat menyebabkan
neutropenia.
Limfosit
Ada dua jenis utama limfosit:
Sel-B untuk membuat antibodi,
protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk menyerang dan membunuh
kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis sel-T
adalah sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV. Jumlah limfosit umumnya
20-40 persen leukosit.
Hitung darah lengkap biasanya tidak
termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung
darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes
ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit
atau makrofag diukur
sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8 persen. Sel ini melawan
infeksi dengan memakan; kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai
kuman apa yang ditemukan.
Monosit beredar dalam darah. Bila
monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag. Jumlah monosit yang
tinggi menunjukkan adanya infeksi bakteri.
Eosinofil
(%EOS) biasanya 1-3 persen leukosit. Sel
ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit
HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah meningkat terutama
jika kita diare, kentut, atau perut kembung. Hal ini menandai adanya parasit.
Fungsi
basofil (%BASO) tidak
begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang,
misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1 persen
leukosit. Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah putih:
neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase
leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit.
Misalnya, bila limfosit 30,2 persen dan leukosit 8.770, limfosit totalnya
adalah 0,302 x 8.770 =2.648.
TES KIMIA DARAH
Kalsium, adalah bagian utama dari tulang dan
gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan otot bekerja dengan baik, serta
untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah kalsium dalam darah.
Namun tingkat protein dalam darah dapat mempengaruhi hasil tes kalsium (lihat
albumin di bawah).
Hasil tes kalsium yang rendah pada
Odha biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang rendah akibat kekurangan
gizi (malanutrisi) atau wasting.Tingkat kalsium yang tidak normal bisa jadi
karena masalah pencernaan.
Fosfor, seperti juga kalsium, merupakan
bagian utama tulang. Tingkat fosfor yang tinggi untuk jangka waktu yang lama
dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, saraf dan otot. Keadaan ini paling
sering disebabkan oleh gagal ginjal.
Glukosa, adalah gula, yang diuraikan dalam
sel untuk membuat tenaga.
Elektrolit, berkaitan dengan keseimbangan
cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting jika kita mengalami
dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah pada ginjal.
Tingkat
natrium menunjukkan keseimbangan gula dan
air. Natrium juga menunjukkan baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal
kita. Umumnya, tingkat natrium yang tidak normal dalam darah menunjukkan volume
darah yang terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau terlalu tinggi.
Keadaan ini juga bisa terjadi jika
jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
Kalium mempengaruhi beberapa organ tubuh
utama, termasuk jantung.
Tingkat kalium dapat meningkat
akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah atau diare.
Tingkat
klorida sering naik turun bersama dengan
tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam,adalah bagian utama
dalam darah.
Bikarbonat memperlihatkan system dapar
(buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang normal menunjukkan keasaman darah
yang benar. Tingkat yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat asam laktik yang
tinggi dalam darah.
TES FUNGSI GINJAL
Tes dasar untuk fungsi ginjal adalah
nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN, atau kadang disebut
sebagai urea) dan kreatinin. Tingkat fosfor, natrium atau asam urat yang tidak
normal juga dapat disebabkan oleh ginjal.
BUN mengukur tingkat nitrogen darah.
Nitrogen adalah hasil buangan yang disaring
oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni. Tingkat BUN yang tinggi dapat
disebabkan oleh makanan berprotein tinggi, dehidrasi atau gagal ginjal atau
jantung.
Kreatinin adalah hasil buangan dari
pencernaan protein. Tingkatnya dalam darah menunjukkan fungsi ginjal. Dokter
menggunakan tingkat kreatinin sebagai petanda langsung mengenai baik-buruknya
kerja ginjal dalam mengeluarkan produk buangan dari tubuh.
TES FUNGSI HATI
Tes laboratorium yang disebut tes
fungsi hati (liver function test/LFT) sebenarnya mengukur tingkat enzim yang
terdapat dalam hati, jantung dan otot. Enzim adalah protein yang membantu atau
meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup. Tingkat enzim yang tinggi
menunjukkan kerusakan hati yang bisa diakibatkan oleh obat, alkohol, hepatitis
atau penggunaan narkoba.
Pola dari tingkat enzim ini –
beberapa di atas tingkat normal dan yang lain normal – dapat membantu dokter
menemukan masalah kesehatan tertentu. Tes laboratorium hati mencakup:
ALT,
sering juga disebut sebagai SGPT
AST,
sering juga disebut sebagai SGOT
Bilirubin,
cairan berwarna kuning yang dibuat
pada waktu sel darah merah dihancurkan. Obat antiretroviral indinavir (semacam
protease inhibitor) dapat meningkatkan tingkat bilirubin
Alkalin
Fosfatase. Tingkat alkalin fosfatase yang
tinggi dapat menandai gangguan pada aliran air empedu atau kehancuran tulang
Tes Kimia Darah Lain
Kolesterol
Total, Konsensus lipid ( < 200 mg/dl
=Yang diinginkan, 200-239 mg/dl= batas tinggi, > 240 mg/dl=Tinggi)
Kolesterol
Alfa (HDL), Konsensus lipid ( < 40 mg/dl =rendah, > =
60 mg/dl =Tinggi)
Kolesterol
LDL (Direk), Konsensus
lipid ( < 100 mg/dl =Optimal, 100-129 mg/dl= mendekati optimal, 130-159
mg/dl= Batas tinggi, 160-189 mg/dl=Tinggi)
Trigliserida,
Konsensus lipid ( < 150 mg/dl
=Normal, 150-199 mg/dl= Batas tinggi, 200-499 mg/dl= Tinggi, >=500
mg/dl=Sangat Tinggi)
Rasio
Kolesterol Total/C.HDL,
Berdasarkan Cardio risk index ratio (CRI) (<3 = Low Risk, 3-6 = Normal,
>6 = High Risk)
Asam
Urat terbentuk akibat penguraian DNA,
bahan genetik dalam sel.
Asam ini biasanya dikeluarkan oleh
ginjal. Tingkat asam urat yang tinggi sebenarnya cukup umum. Jumlahnyayang
sangat tinggi dapat terjadi bila ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dari
darah atau karena leukemia (kanker darah) atau limfoma (kanker getah bening )
Albumin
adalah protein penting dalam darah.
Protein ini mengatur keseimbangan air dalam sel, memberi gizi pada sel, serta
mengeluarkan produk buangan.
Tingkat albumin yang rendah biasanya
menunjukkan masalah gizi. Karena albumin mengangkut begitu banyak zat dalam
darah, tingkat albumin yang rendah dapat mempengaruhi hasil tes laboratorium
yang lain, terutama kalsium dan testosteron.
Globulin (juga disebut sebagai
imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi yang dibuat oleh sistem
kekebalan tubuh. Infeksi HIV menyebabkan tingkat globulin yang sangat tinggi.
Tingkat umumnya dilaporkan untuk IgG, dan untuk IgA, IgD, IgE dan IgM.
Laju
Endap Darah (LED)
atau SedRate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah.
LED yang tinggi menunjukkan adanya
radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya
artritis, atau dsebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.
Tes
Protein C-Reactive (CRP)
adalah tes umum lain untuk peradangan. Ukuran ini naik dan turun lebih cepat
daripada LED. Tingkat CRPyang tinggi mungkin menunjukkan risiko lebih tinggi
terhadap serangan jantung.
——————————————–
SUMBER :
http://spiritia.or.id dengan beberapa perubahan oleh dr.Abu Hana untuk :