Dokter
umum merupakan profesi kedokteran yang melingkupi skala yang cukup luas
dan meliputi semua sistem dalam tubuh manusia, sehingga hanya menyentuh
area superfisial dalam proses pengobatan. Meskipun demikian, peran dari
dokter umum itu sendiri cukup penting oleh karena menduduki posisi
primer dalam pelayanan kesehatan di masyarakat, itulah sebabnya seorang
dokter umum harus memiliki pengetahuan serta skill tindakan yang memadai
sesuai dengan kompetensinya secara keseluruhan. Salah satu skill yang
paling penting dikuasai dalam praktek keseharian adalah bedah minor. Hal
ini dikarenakan jumlah kasus yang memerlukan tindakan ini cukup tinggi
di masyarakat. Pengalaman penulis mendapatkan bahwa dari 10 pasien yang
datang berobat terdapat 3 kasus yang memerlukan prosedur tindakan ini.
Umumnya komplikasi dari kasus ini tidak begitu banyak, namun jika tidak
ditangani secara tepat dapat berakhir ke kematian khususnya untuk kasus
dengan perdarahan yang cukup besar atau kasus disinfeksi yang tidak
sempurna.
Dalam
sebuah artikel yang dipublikasikan oleh British Medical Association
(BMA), menyebutkan bahwa di Inggris, prosedur tindakan bedah minor
telah sering dilakukan oleh dokter umum dan cukup populer di kalangan
pasien serta memiliki biaya yang cukup tinggi. Berdasarkan Health
Authority (1990), dokter umum telah memiliki kewenangan untuk melakukan
bedah minor dan mendapatkan pembayaran dari tindakan ini. Bahkan pada
tahun 2004, dokter umum di Inggris dapat meningkatkan dan memperluas
kompetensi tindakan bedah minornya dengan cara membayar komisi kepada
Pengatur Penambahan Pelayananan (Directed Enhance Service-DES). Di
Indonesia, cakupan pelayanan bedah minor yang dapat dilakukan oleh
seorang dokter umum cukup beragam, mulai dari tindakan hecting luka
terbuka, insisi, eksisi, ekstraksi, kauterisasi dan lain sebagainya.
Umumnya tindakan ini dilakukan dengan anastesi lokal dengan tehnik
anastesi yang sesuai dengan kasus yang dihadapi.
Pelaksanaan
prosedur bedah minor mengharuskan seorang dokter umum mengetahui
beberapa pengetahuan dasar mengenai tindakan ini. Pengetahuan dasar
tersebut berupa instrumen bedah minor, bahan serta tehnik disinfeksi dan
tehnik menjahit jaringan. Artikel ini hanya berbatas pada pengenalan
instrumen bedah minor dasar yang merupakan pengetahuan pertama yang
harus dimiliki oleh seorang dokter dalam melakukan tindakan ini. Untuk
pengetahuan lainnya akan dijelaskan dalam artikel yang berbeda.
Instrumen
dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan fungsi, yakni
instrumen dengan fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam
jenis gunting), instrumen dengan fungsi menggenggam (pinset anatomi,
pinset cirrhurgis dan klem jaringan), instrumen dengan fungsi
menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan klem mosquito), serta
instrumen dengan fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan
needle).
Gambar 1: Instrumen Dasar Bedah Minor
Kesemua intrumen tersebut akan dijelaskan secara detail sebagai berikut:
A. Instrumen Dengan Fungsi Memotong
1. Pisau Scalpel + Pegangan
Scalpel
merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya. Alat ini
bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam.
Selain itu, alat ini juga berguna untuk mengangkat jaringan/benda asing
dari bagian dalam kulit. Setiap pisau scalpel memiliki dua ujung yang
berbeda, yang satu berujung tajam sebagai bagian pemotong dan yang
lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya pegangan
scalpel. Cara pemasangannya: pegang area tumpul pisau dengan
needle-holder dan hubungkan lubang pada area tersebut pada lidah
pegangan sampai terkunci (terdengar bunyi). Cara pelepasan: pegang ujung
pisau dengan needle-holder dan lepaskan dari lidah pegangan, kemudian
buang di tempat sampah. Pegangan scalpel yang sering digunakan adalah
yang berukuran 3 yang dapat digunakan bersama pisau scalpel dalam ukuran
beragam. Sedangkan pisau scalpel yang sering digunakan adalah yang
berukuran no.15. Ukuran no.11 digunakan untuk insisi abses dan hematoma
perianal. Pegangan scalpel digunakan seperti pulpen dengan kontrol
maksimal pada waktu pemotongan dilakukan. Dalam praktek keseharian,
pegangan scalpel biasanya diabaikan sehingga hanya memakai pisau
scalpel. Hal ini bisa diterima dengan pertimbangan pisaunya masih dalam
keadaan steril (paket baru) dan harus digunakan dengan pengontrolan yang
baik agar tidak menimbulkan kerusakan jaringan sewaktu memotong.
2. Gunting
Pada
dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris dan mencukur.
Mencukur membutuhkan aksi tekanan halus yang saling bertentangan antara
ibu jari dan anak jari lainnya. Gerakan mencukur ini biasanya dilakukan
oleh tangan dominan yang bersifat tidak disadari dan berdasarkan
insting. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis pada kedua lubang
gunting. Hal ini akan menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen pada
waktu memotong sehingga kita dapat memotong dengan tepat. Selain itu,
penggunaan ibu jari dan jari telunjuk pada lubang gunting biasanya
pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis gunting berdasarkan objek
kerjanya, yakni gunting jaringan (bedah), gunting benang, gunting perban
dan gunting iris.
a. Gunting Jaringan (bedah)
Gunting
jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk ujung
tumpul dan berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung tumpul
digunakan untuk membentuk bidang jaringan atau jaringan yang lembut,
yang juga dapat dipotong secara tajam. Gunting dengan ujung bengkok
dibuat oleh ahli pada logam datar dengan cermat. Pemotongan dengan
gunting ini dilakukan pada kasus lipoma atau kista. Biasanya dilakukan
dengan cara mengusuri garis batas lesi dengan gunting. Harus dipastikan
kalau pemotongan dilakukan jangan melewati batas lesi karena dapat
menyebabkan kerusakan.
b. Gunting Benang (dressing scissors)
Gunting
benang didesain untuk menggunting benang. Gunting ini berbentuk lurus
dan berujung tajam. Gunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk
jaringan. Gunting ini juga digunakan saat mengangkat benang pada luka
yang sudah kering dengan tehnik selipan dan sebaiknya pemotongan benang
menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam pemotongan jahitan.
Jika ujung gunting menonjol keluar jahitan, terdapat resiko memotong
struktur lainnya.
c. Gunting Perban
Gunting
perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung yang tumpul.
Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk
memudahkan dalam memotong perban. Jenis gunting ini terdiri atas knowles
dan lister. Bagian dasar gunting ini lebih panjang dan digunakan sangat
mudah dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya didesain untuk mencegah
kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain untuk membentuk dan
memotong perban sesaat sebelum menutup luka, gunting ini juga aman
digunakan untuk memotong perban saat perban telah ditempatkan di atas
luka. (wikipedia)
d. Gunting Iris
Gunting
iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan berukuran kecil
sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam pembedahan ophtalmicus
khususnya iris. Dalam bedah minor, gunting iris digunakan untuk memotong
benang oleh karena ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat remove
benang dilakukan. (dictionary online)
B. Instrumen Dengan Fungsi Menggenggam
3. Pinset Anatomi
Pinset
Anatomi memiliki ujung tumpul halus. Secara umum, pinset digunakan oleh
ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu tangan. Tekanan
pegas muncul saat jari-jari tersebut saling menekan ke arah yang
berlawanan dan menghasilkan kemampuan menggenggam. Alat ini dapat
menggenggam objek atau jaringan kecil dengan cepat dan mudah, serta
memindahkan dan mengeluarkan jaringan dengan tekanan yang beragam.
Pinset Anatomi ini juga digunakan saat jahitan dilakukan, berupa
eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan jari.
(wikipedia)
4. Pinset Chirurgis
Pinset
Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu
bidang). Pinset bergigi ini digunakan pada jaringan; harus dengan
perhitungan tepat, oleh karena dapat merusak jaringan jika dibandingkan
dengan pinset anatomi (dapat digunakan dengan genggaman halus). Alat ini
memiliki fungsi yang sama dengan pinset anatomi yakni untuk membentuk
pola jahitan, meremove jahitan, dan fungsi-fungsi lainnya.(wikipedia)
5. Klem Jaringan
Klem
jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling
berhubungan pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi,
ada yang panjang dan adapula yang pendek serta ada yang bergigi dan ada
yang tidak. Alat ini bermanfaat untuk memegang jaringan dengan tepat.
Biasanya dipegang oleh tangan dominan, sedangkan tangan yang lain
melakukan pemotongan, atau menjahit. Cara pemegangannya: klem dipegang
dalam keadaan relaks seperti memegang pulpen dengan posisi di tengah
tangan. Banyak orang yang memegang klem ini dengan salah, yang memaksa
lengan dalam posisi pronasi penuh dan menyebabkan tangan menjadi tegang.
Dalam penggunaannya, hati-hati merusak jaringan. Pegang klem selembut
mungkin, usahakan genggam jaringan sedalam batas yang seharusnya. Klem
jaringan bergigi memiliki gigi kecil pada ujungnya yang digunakan untuk
memegang jaringan dengan kuat dan dengan pengontrolan yang akurat.
Hati-hati, kekikukan pada saat menggunakan alat ini dapat merusak
jaringan. Kemudian, klem tidak bergigi juga memiliki resiko merusak
jaringan jika jepitan dibiarkan terlalu lama, karena klem ini memiliki
tekanan yang kuat dalam menggenggam jaringan.
C. Instrumen Dengan Fungsi Menghentikan Perdarahan
6. Klem Arteri
Pada
prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan perdarahan
pembuluh darah kecil dan menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa
menimbulkan kerusakan yang tidak dibutuhkan. Secara umum, klem arteri
dan needle-holder memiliki bentuk yang sama. Perbedaannya pada struktur
jepitan (gambar 2), dimana klem arteri, struktur jepitannya berupa galur
paralel pada permukaannya dan ukuran panjang pola jepitannya sampai
handle agak lebih panjang dibanding needle-holder. Alat ini juga
tersedia dalam dua bentuk yakni bentuk lurus dan bengkok (mosquito).
Namun, bentuk bengkok (mosquito) lebih cocok digunakan pada bedah minor.
Cara
penggunaan: klem arteri memiliki ratchet pada handlenya. Ratchet inilah
yang menyebabkan posisi klem arteri dalam keadaan terututup (terkunci).
Ratchet umumnya memiliki tiga derajat, dimana pada saat penutupan
jangan langsung menggunakan derajat akhir karena akan mengikat secara
otomatis dan sulit untuk dilepaskan. Pelepasan klem dilakukan dengan
cara pertama harus ditekan ke dalam handlenya, kemudian dipisahkan
handlenya sambil membuka keduanya. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari
manis karena hal ini akan menyebabkan jari telunjuk mendukung instrumen
bekerja sehingga dapat memposisikan jepitan dengan tepat.
Jepitan
klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel yang membentuk
chanel lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan ini berukuran relatif
panjang terhadap handled yang memungkinkan genggaman jaringan lebih
halus tanpa pengrusakan. Jepitan dengan ujung bengkok (mosquito)
berfungsi untuk membantu pengikatan pembuluh darah. Jangan menggunakan
klem ini untuk menjahit, oleh karena struktur jepitannya tidak mendukung
dalam memegang needle.
D. Instrumen Dengan Fungsi Menjahit
7. Needle Holder
Needle
holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan dilakukan.
Secara keseluruhan antara needle holder dan klem arteri berbentuk sama.
Handled dan ujung jepitannya bisa berbentuk lurus ataupun bengkok.
Namun, yang paling penting adalah perbedaan pada struktur jepitannya
(gambar 2). Struktur jepitan needle holder berbentuk criss-cross di
permukaannya dan memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari
jepitannya, untuk tahanan yang kuat dalam menggenggam needle. Oleh
karena itu, jangan menggenggam jaringan dengan needle holder karena akan
menyebabkan kerusakan jaringan secara serius.
Cara
penggunaan: cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet yang
telah dipaparkan pada penggunaan klem arteri di atas. Needle digenggam
pada jarak 2/3 dari ujung berlubang needle, dan berada pada ujung
jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan tusukan jaringan pada
saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan needle pada area dekat
dengan engsel needle holder akan menyebabkan needle menekuk. Kemudian,
belokkan needle sedikit ke arah depan pada jepitan instrumen karena akan
disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi dilakukan dan
tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan needle ini
juga akan menyebabkan needle menekuk.
Tehnik
menjahit: jaga jari manis dan ibu jari menetap pada lubang handle saat
menjahit dilakukan yang membatasi pergerakan tangan dan lengan. Pegang
needle holder dengan telapak tangan akan memberikan pengontrolan yang
baik. Secara konstan, jangan mengeluarkan jari dari lubang handled
karena dapat merusak ritme menjahit. Pertimbangkan pergunakan ibu jari
pada lubang handled yang menetap, namun manipulasi lubang lainnya dengan
jari manis dan kelingking.
Gambar 2. Perbedaan Struktur Jepitan Antara Klem Jaringan, Klem arteri dan Needle Holder
8. Benang Bedah
Benang
bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang
absorbable biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat
pembuluh darah dan kadang digunakan pada bedah minor. Benang
non-absorbable biasanya digunakan untuk jaringan tertentu dan harus
diremove. Selain itu, benang bedah ada juga yang bersifat alami dan
sintetis. Benang tersebut dapat berupa monofilamen (Ethilon atau
prolene) atau jalinan (black silk). Umumnya luka pada bedah minor
ditutup dengan menggunakan benang non-absorbable. Namun, jahitan
subkutikuler harus menggunakan jenis benang yang absorbable.
Black
silk adalah benang jalinan non-absorbable alami yang paling banyak
digunakan. Meskipun demikian, benang ini dapat menimbulkan reaksi
jaringan, dan menghasilkan luka yang agak besar. Jenis benang ini harus
dihindari, karena saat ini telah banyak benang sintetis alternatif yang
memberikan hasil yang lebih baik. Luka pada kulit kepala yang berbatas
merupakan pengecualian, oleh karena penggunaan jenis benang ini lebih
memuaskan.
Benang
non-abosrbable sintetis terdiri atas prolene dan ethilon (nama dagang).
Benang ini berbentuk monofilamen yang merupakan benang terbaik. Jenis
benang ini cukup halus dan luwes dan menghasilkan sedikit reaksi
jaringan. Namun, jenis benang ini lebih sulit diikat dari silk sehingga
sering menyebabkan jahitan terbuka. Masalah ini dapat diselesaikan
dengan menggunakan tehnik khusus seperti menggulung benang saat jahitan
dilakukan atau mengikat benang dengan menambah lilitan. Prolene
(monofilamen polypropylene) dapat meningkatkan keamanan jahitan dan
lebih mudah diremove dibandingkan dengan Ethilon (monofilamen
polyamide).
Catgut
merupakan contoh terbaik dalam kelompok benang absorbable alami. Jenis
benang ini merupakan monofilamen biologi yang dibuat dari usus domba dan
sapi. Terdapat dua macam catgut, plain catgut dan chromic catgut. Plain
catgut memiliki kekuatan selama 7-10 hari. Sedangkan chromic catgut
memiliki kekuatan selama 28 hari. Namun, kedua jenis benang ini dapat
menghasilkan reaksi jaringan.
Benang
absorbable sintetis terdiri atas vicryl (polygactin) dan Dexon
(polyclycalic acid) yang merupakan benang multifilamen. Benang ini
berukuran lebih panjang dari catgut dan memiliki sedikit reaksi
jaringan. Penggunaan utamanya adalah untuk jahitan subkutikuler yang
tidak perlu diremove. Selain itu, juga dapat digunakan untuk jahitan
dalam pada penutupan luka dan mengikat pembuluh darah (hemostasis).
Terdapat
dua sistem dalam mengatur penebalan benang, yakni dengan sistem metrik
dan sistem tradisional. Penomoran sistem metrik sesuai dengan diameter
benang dalam per-sepuluh milimeter. Misalnya, benang dengan ukuran 2
berarti memiliki diameter 0.2 mm. Sistem tradisional kurang rasional
namun banyak yang menggunakannya. Ketebalan benang disebutkan
menggunakan nilai nol misalnya 3/0, 4/0, 6/0 dan seterusnya. Paling
besar nilainya, ketebalannya semakin kecil. 6/0 merupakan nomor dengan
diameter paling halus yang tebalnya seperti rambut, digunakan pada wajah
dan anak-anak. 3/0 adalah ukuran yang paling tebal yang biasa digunakan
pada sebagian besar bedah minor. Khususnya untuk kulit yang keras
(kulit bahu). 4/0 merupakan nilai pertengahan yang juga sering
digunakan.
Dalam
suatu paket jahitan, terdapat semua informasi mengenai benang dan
needlenya secara lengkap di cover paketnya. Setiap paket jahitan
memiliki dua bagian luar, pertama yang terbuat dari kertas kuat yang
mengikat pada cover transaparan. Paket jahitan ini dijamin dalam keadaan
steril sampai covernya terbuka. Oleh karena itu, saat membuka paket,
simpan ke dalam wadah steril. Bagian kedua yakni amplop yang terbuat
dari kertas perak yang dibasahi pada satu sisinya. Basahan ini
memudahkan paket jahitan dipisahkan dari kertas tersebut. Kemudian
dengan menggunakan needle-holder, angkat needle tersebut dari lilitannya
dan luruskan secara hati-hati. Kemudian, gunakan untuk tindakan
penjahitan.
Rekomendasi bahan jahitan yang dapat digunakan adalah monofilamen prolene atau Ethilon 1,5 metrik (4/0) untuk jahitan interuptus pada semua bagian. Monofilamen prolene atau ethilon 2 metrik (3/0) untuk
jahitan subkutikuler non-absorbable. Juga dapat digunakan untuk jahitan
interuptus pada kulit yang keras misalnya pada bahu. Vicryl 2 metrik (3/0) digunakan pada jahitan subkutikuler yang absorbable dan jahitan dalam hemostasis. Vicryl 1,5 metrik (4/0) digunakan untuk jahitan subkutikuler jaringan halus atau jahitan dalam. Prolene atau Ethilon 0,7 (6/0) untuk jahitan halus pada muka dan pada anak-anak.
9. Needle bedah
Saat
ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah
jenis atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang
merupakan tempat insersi benang. Benang akan mengikuti jalur needle
tanpa menimbulkan kerusakan jaringan (trauma). Pada needle model lama
memiliki mata dan loop pada benangnya sehingga dapat menimbulkan trauma.
Needle memiliki bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya beragam.
Setiap bagian memiliki ujung, yakni bagian body dan bagian lubang tempat
insersi benang. Sebagian besar needle berbentuk kurva dengan ukuran ¼,
5/8, ½ dan 3/8 lingkaran. Hal ini menyebabkan needle memiliki range
untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang dibutuhkan. Ada juga bentuk
needle yang lurus namun jarang digunakan pada bedah minor. Needle yang
berbentuk setengah lingkaran datar digunakan untuk memudahkan
penggunaannya dengan needle holder.Based On Minor Surgery written by Robert Kneebon dan Julia Schofield.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar